Selasa, 08 Maret 2016

Sakit

Aku yg selalu salah. Tak ku dapati satu kebenaranpun dari puing-puing hal yg kulakukan. Tak kumiliki secuil pengertian pun dari mereka. Aku berusaha buta untuk tak melihat hal tersebut mengguncang hatiku. Aku sudah cukup lega dengan sapaan pagi matahari yg menyelinap melintasi ruas jalan cahaya pada kamarku. Dengan senandung lagi yg menyapa dan membangunkanku. Namun hal itu tak bertahan lama, karna detik berikutnya, aku merasakan kesakitan yg luar biasa merelungi hatiku. Hingga berkeping keping tak berbentuk. Ternyata, dia pun tak mengertiku. Sang kekasih yg menjadi sandaran, ketika semua orang membenciku. Tak mengerti aku. Ketika semua orang bahkan tak menganggapku ada karena kehadiran orang lain, aku tak merasakan sesakit ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar