“MPTH (Muka Putih Kulit Hitam”
Kecantikan merupakan hal penting
yang selalu menjadi suatu perhatian khusus. Penentu dasar didalamnya adalah
wajah, sehingga wajah pulalah yang menjadi tolak ukur pembentukan kecantikan
pada diri seseorang. Sebetulnya kecantikan adalah suatu hal yang relatif.
Kecantikan bisa diartikan dengan melalui penilaian dari dalam diri seseorang (inner
beauty), seperti kecantikan yang terlihat dari hati, dari tingkah laku, dan
dari tutur kata yang baik, itupun bisa mendasari suatu pengertian cantik itu
sendiri. Namun banyak pula kalangan yang mengesampingkan konsep kecantikan yang
seperti itu, dan lebih memilih untuk fokus dulu pada kecantikan yang terlihat.
Hal inilah yang menimbulkan begitu maraknya produk-produk skin care yang
tersebar pada saat ini.
Skin care atau perawatan kulit
sendiri merupakan suatu trend yang pada saat ini begitu marak
digandrungi oleh banyak pihak. Bahkan konsumsi kebutuhan tersier tersebut telah hampir menggeser konsumsi primer dan
sekunder pada masyarakat. Penampilan adalah suatu identitas diri bagi
perempuan, banyaknya bullying yang dilakukan pada seseorang yang terkesan
tidak cantik dikarenakan banyaknya masalah kulit wajah yang ada pada dirinya,
rupanya membuat suatu gebrakan sendiri sehingga memicu munculnya harapan
untuk bisa cantik dan dapat di terima oleh masyarakat dengan baik tanpa adanya
diskriminasi perihal penampilan, terlebih kondisi wajah. Bahwasanya wajah
menjadi suatu aset yang berharga yang menjadi titik kepercayaan diri seseorang.
Terlebih pada perempuan yang sudah menginjak masa remaja, akan mendapati
dirinya memiliki begitu banyak keluhan seputar kulit wajah seperti komedo,
jerawat, kemerahan diwajah, wajah yang kusam, dan lain-lain. Hal ini
dikarenakan bahwa permasalahan kulit tersebut sebetulnya adalah suatu masalah
yang terjadi ketika para remaja sudah mengalami pubertas atau menstruasi, yang
mana kulit wajah akan mengalami perubahan dikarenakan perubahan hormon dalam
tubuh mereka, baik seperti kekurangan minyak wajah atau kulit kering dan
kelebihan minyak atau bisa disebut kulit berminyak. Kedua hal tersebut bisa
menimbulkan ketidaksempurnaan dalam wajah seseorang yang jika dibiarkan akan
semakin parah. Hal itu pula yang mendasari pilihan untuk merawat kulit wajahnya
pada salah satu skin care untuk bisa mendapatkan suatu kondisi wajah yang baik.
Namun walaupun demikian, perawatan
kulit dengan menggunakan skin care memang terbilang cukup menguras isi dompet
karena biaya perawatannya yang terbilang tidak sedikit dan harus dilakukan
dengan rutin setiap bulannya, sehingga pasien akan memiliki dampak kecanduan
dalam penggunaanya, hal tersebut ternyata tidak begitu menyurutkan minat
perempuan dalam merawat kulit wajahnya tersebut. Tidak mengherankan jika biaya
yang dikeluarkan cukup mahal, karena skin care pada umumnya memang ditangani
langsung oleh dokter atau dermatologist yang berpengalaman. Oleh karena itu hasilnya
pun juga cukup memuaskan.
Media massa seperti televisi pun merupakan
salah satu media yang memiliki andil yang begitu kuat dalam membentuk standar
kecantikan dan sebagai tempat promosi yang efektif bagi perempuan, terlebih mahasiswi
yang mulai banyak membudayakan konsumerisme skin care, berbondong-bondong untuk
menghabiskan waktunya disuatu klinik untuk terus merawat wajahnya. Namun
sayangnya, banyak sekali dari mereka yang hanya mementingkan potensi wajahnya
saja tanpa melihat potensi kulit tubuhnya pula. Sehingga pemandangan perempuan
dengan kulit ombre pun sudah bukan menjadi suatu hal yang mengganjal lagi.
Yaitu adanya ketidak sinkronan antara antara kulit wajah dan kulit tubuh sehingga
terjadi suatu gradasi warna yang tidak sesuai.
Fokus melakukan perawatan kulit
wajah memang seringkali membuat para perempuan lupa dengan merawat kesehatan
kulit tubuhnya sehingga kulit tubuh tidak secantik dan tidak sesehat kulit wajah.
Hal tersebut terkesan berbanding terbalik dalam segi warna kulitnya.
Sesungguhnya kulit tubuh pun juga membutuhkan perawatan yang sama banyaknya
dengan perawatan kulit wajah, karena kulit tubuh juga rentan akan penyakit
kulit, sehingga menjadi tampak lebih kusam dan tidak menarik.
Terdapat tiga kemungkinan alasan
yang mendasari begitu banyaknya MPKH yang menjangkit perempuan-perempuan pada
masa sekarang. Yang pertama, tidak dapat dipungkiri jika dibandingkan dengan
merawat kulit tubuh, merawat kulit wajah umumnya lebih mudah namun jika merawat
tubuh, tidak akan semudah demikian, yang mana kulit tubuh pun sangat luas sekali
cakupannya yaitu dari leher hingga telapak kaki sekalipun. Kedua, karena
menonjolnya sifat narsistik dari dalam diri. Contohnya, kebanyakan sesi berfoto
pun yang diperlihatkan secara detail adalah wajah. Memperlihatkan seluruh tubuh
mungkin akan menjadi suatu gaya berfoto yang lain lagi, namun hal tersebut bisa
diatasi dengan memakai pakaian yang panjang-panjang, sehingga kulit tubuh yang
hitam tersebut akan sedikit tertutupi walaupun tidak dengan maksimal. Ketiga,
ada sebuah kata-kata yang berbunyi “dari mata turun ke hati”. Matalah yang pertama
kali melihat bagaimana wajah seseorang yang kita lihat dan setelah itu
kebanyakan baru melihat bagaimana bentuk tubuhnya. Tak dapat disangkal lagi,
sebagus apapun tubuh seseorang jika wajahnya tidak terawat, akan menurunkan
pandangan seseorang terhadap orang lain. Begitupun sebaliknya, apabila sejelek
apapun badan seseorang, misalkan dengan kondisi gemuk atau terlalu kurus
sekalipun apabila wajahnya cantik maka dia akan tetap terlihat cantik tanpa
menurunkan persepsi seseorang terhadapnya.
Kemungkinan-kemungkinan alasan
tersebut masih bisa untuk disangkal, sebanyaknya alasan apapun yang mendasarinya
namun MPKH tetap bukan suatu hal yang bagus. Karena kesinkronan itu sangat
perlu, terlebih jika dititikkan pada persoalan kecantikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar